A Different Man (2024) adalah sebuah drama psikologis yang menggali kedalaman identitas, trauma, dan obsesi. Film ini mengikuti Edward, seorang pria yang merasa terasing dari dunia setelah menjalani operasi rekonstruksi wajah. Edward, yang sebelumnya menjalani kehidupan yang penuh penolakan dan penghinaan karena kelainan fisik yang ia alami, memutuskan untuk mengambil langkah drastis guna memulai hidup baru. Namun, dengan wajah baru yang ia miliki, Edward mulai kehilangan dirinya sendiri di tengah perubahan tersebut.
Dalam upaya membangun kehidupan yang berbeda, Edward terobsesi dengan sebuah produksi teater yang mengangkat kisah hidupnya sebelum operasi. Produksi tersebut dibintangi oleh seorang aktor karismatik bernama Oliver, yang memerankan Edward di masa lalunya. Ketika Edward mulai mengikuti perkembangan pertunjukan, ia merasa tertarik sekaligus terancam oleh cara Oliver memahami dan menghidupkan versinya yang lama. Obsesi Edward terhadap Oliver semakin dalam, hingga ia mulai merasakan realitasnya tergeser oleh representasi dirinya di atas panggung.
Film ini menggabungkan unsur psikologi dan drama dengan ketegangan yang perlahan meningkat, mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang apa yang membuat seseorang menjadi dirinya sendiri. Apakah identitas seseorang dibentuk oleh penampilannya, pengalamannya, atau bagaimana orang lain memandangnya? Edward terjebak dalam konflik internal, antara menerima masa lalunya atau membiarkannya sepenuhnya lenyap.
A Different Man tidak hanya mengupas perjuangan Edward dalam mendamaikan masa lalu dan masa kini, tetapi juga memaksa penonton untuk menghadapi konsep diri mereka sendiri. Dengan narasi yang kuat dan visual yang menghantui, film ini membawa penonton dalam perjalanan emosional yang penuh dengan misteri, introspeksi, dan ketegangan yang tak terduga.
