Smile 2 (2024) melanjutkan kisah horor psikologis yang dimulai di film pertama, kali ini dengan fokus pada karakter baru, Dr. Eva Lawrence, seorang psikiater yang baru saja pindah ke kota setelah mengalami trauma pribadi. Dr. Eva menerima sebuah kasus yang tampaknya biasa, seorang pasien yang melaporkan mengalami kejadian aneh setelah melihat senyum menyeramkan dari orang yang tampaknya tidak dikenal. Pasien ini merasa diteror oleh senyum itu, yang tidak hanya muncul di hadapan orang lain tetapi juga dalam mimpi dan bayangannya.
Saat Dr. Eva mulai menggali lebih dalam, ia menemukan pola yang semakin mengerikan, di mana senyum tersebut muncul pada orang-orang yang telah mengalami kekerasan atau trauma emosional. Senyum ini tampaknya bukan hanya halusinasi atau gangguan psikologis, melainkan sesuatu yang lebih gelap dan mengancam. Dr. Eva terjebak dalam pertempuran psikologis dengan entitas yang berusaha menghancurkan setiap orang yang terpapar oleh senyum tersebut.
Kehidupan pribadinya yang penuh trauma mulai semakin terguncang saat senyum itu mulai menghantuinya juga. Dr. Eva harus berjuang untuk menjaga kewarasannya dan mencari cara untuk mengatasi ancaman ini sebelum ia dan orang-orang di sekitarnya menjadi korban berikutnya.
**Smile 2** menggali tema ketakutan yang datang dari dalam diri kita, menghadapi trauma yang terpendam, dan ketegangan yang berkembang antara kenyataan dan ilusi. Film ini tidak hanya menawarkan ketegangan horor yang memikat, tetapi juga menggali sisi psikologis dari ketakutan yang tersembunyi dalam setiap individu.
